Rabu, 26 September 2012

PROSES PEMIJAHAN IKAN SEMIBUATAN DENGAN HORMON BUATAN

materi ini berbentuk power point, merupakan materi yang membahas tentang pemijahan ikan lele secara semibuatan, sehingga mempermudah dalam mempelajarinya. semoga bermanfaat, klik disini!

Selasa, 25 September 2012

MEMBUDIDAYAKAN PAKAN ALAMI DAPHNIA

Materi modul ini di tujukan untuk mengetahui bagaimana cara membudidayakan pakan alami yang berupa daphnia atau dikenal dengan kutu air, yang sangat berguna untuk keperluan larva ikan pada saat masa-masa kritis, sehingga bisa membantu semua pihak yang membutuhkan, klik disini!

PEDOMAN TEKNIS PEMBUATAN PAKAN IKAN

PEDOMAN TEKNIS PEMBUATAN PAKAN IKAN
Oleh: Drh. M. Fakhrul Ulum (materi diambil langsung dari referensi)
Bahan-Bahan Untuk Pakan Buatan

A.      Bahan Hewani
1.       Tepung Ikan
Bahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah (tidak bernilai ekonomis) yang berkadar lemak rendah dan sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan. Lama penyimpanan < 11-12 bulan, bila lebih dapat ditumbuhi cendawan atau bakteri, serta dapat menurunkan kandungan lisin yang merupakan asam amino essensial yang paling essensial sampai 8%. Kandungan gizi: protein=22,65%; lemak=15,38%; Abu=26,65%; Serat=1,80%; Air=10,72%; Nilai ubah=1,5–3.
Cara pembuatannya:
a)      Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.
b)      Air perasan ditampung untuk dibuat petis/diambil minyaknya.
c)       Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
2.       Tepung Rebon dan Benawa
Rebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda yang terapung.
Cara pembuatan:
a)      Bahan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas;
b)      Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
Kandungan gizi: Protein: Udang rebon=59,4% (udang rebon), 23,38% (benawa); Lemak =3,6% (Udang rebon), 25,33% (Benawa); Karbohidrat 3,2% (Udang rebon), 0,06% (benawa); Abu=11,41% (Benawa); Serat=11,82% (Benawa); Air=21,6% (Udang rebon); 5,43% Benawa ,Nilai ubah: Benawa=4–6
3.       Tepung Kepala Udang
Bahan yang digunakan adalah kepala udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor. Cara pembuatannya:
a)      Bahan direbus, dijemur sampai kering dan digiling;
b)      Tepung diayak untuk membuang bagian-bagian yang kasar dan banyak mengandung kitin.
Kandungan gizinya: Protein= 53,74%; Lemak= 6,65%; Karbohidrat= 0%; Abu= 7,72%; Serat kasar= 14,61%; Air= 17,28%.
4.       Tepung Anak Ayam
Bahan: anak ayam jantan dari perusahaan pembibitan ayam petelur. Cara pembuatan:
a)      Anak-anak ayam dimatikan secara masal, bulu-bulunya dibakar dengan lampu semprot. Kemudian direbus sampai kaku (setengah masak).
b)      Diangin-anginkan sampai kering dan digiling beberapa kali sampai halus. Hasil gilingan yang masih basah disebut pastadan dapat langsung digunakan.
c)       Pasta dapat dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
Kandungan gizinya: Protein=61,65%, Lemak=27,30%, Abu=2,34%, Air=8,80%, Nilai ubah=5–8. Juga mengandung hormon, enzim, vitamin, dan mineral yang dapat merangsang nafsu makan dan pertumbuhan.
5.       Tepung Kepompong Ulat Sutra
Bahan: kepompong ulat sutra yang merupakan limbah industri pemintalan benang sutra alam. Kandungan gizinya: Protein= 46,74%, Lemak= 29,75%, Abu= 4,86%, Serat= 8,89%, Air= 9,76%, Nilai ubah= 1,8.
6.       Ampas Minyak Hati Ikan
Bahan: amapas hati ikan yang telah diperas minyaknya. Cara pembuatannya:
a)      digunakan sebagai pasta, karena kandungan lemaknya tinggi, sehingga sukar dikeringkan.
b)      Digiling halus sampai bentuknya seperti pellet.
Kandungan gizinya: Protein= 25,08%, lemak= 56,75%, Abu= 6,60%, Air=12,06%, Nilai ubah= 8.
7.       Tepung Darah
Bahan: darah, limbah dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatannya:
a)      darah beku yang masih mentah dimasak dan dikeringkan
b)      kemudian digiling menjadi tepung.
Kandungan gizinya: Protein= 71,45%, Lemak= 0,42%,Karbohidrat= 13,12%, Abu= 5,45%, Serat= 7,95%, Air= 5,19. Proteinnya sukar dicerna, sehingga penggunaannya untuk ikan < 3% dan untuk udang < 5%.
8.       Silase Ikan
Bahan: ikan rucah dan limbah pengolahan.
Silase adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan/limbahnya.
Cara pembuatan:
a)      Bahan dicuci, dicincang kecil-kecil, kemudian digiling. Hasil gilingan direndam dalam larutan asam formiat 3% 24 jan, kemudian diperas.
b)      Air perasan ditampung dan lapisan minyak yang mengapung di lapisan atas disingkirkan.
c)       Cairan yang bebas minyak dicampur dengan ampas dan ditambah asam propionat 1%, untuk mencegah tumbuhnya bakteri / cendawan dan menambah daya awet ± 3 bulan dengan pH ± 4,5.
d)      Bahan diperam selama 4 hari dan diaduk 3- 4 kali sehari.
e)      Bahan cair yang bersifat asam dapat dicampur dengan dedak, ketela pohon/tepung jagung dengan perbandingan 1:1, dikeringkan dan digunakan untuk campuran dalam ramuan makanan.
Kandungan gizinya: Protein=18-20%, Lemak=1-2%, Abu=4-6%, Air=70- 75%, Kapur=1-3%, Fosfor=0,3-0,9%.
9.       Arang Bulu Ayam dan Tepung Tulang
Bahan: arang bulu ayam, tulang ternak.
Cara pembuatan: Tulang dipotong sepanjang 5-10 cm, direbus selama 2-4 jam dengan suhu 100 ° C, kemudian dihancurkan hingga menjadi serpihan-serpihan sepanjang 1-3 cm. Serpihan tulang direndam dalam air kapur 10% selama 4-5 minggu dan dicuci dengan air tawar. Pemisahan selatin dengan jalan pemanasan 3 tahap, yaitu pada suhu 60 ° C selama 4 jam, suhu 70 ° C selama 4 jam, dan 100 ° C selama 5 jam. Pemrosesan selatin. Tulang dikeringkan pada suhu 100 ° C, sampai kadar airnya tinggal 5% dan digiling hingga menjadi tepung. Pengemasan dan penyimpanan.
Kandungan gizinya: Protein=25,54%, Lemak=3,80%, Abu=61,60%, Serat=1,80%, Air=5,52%.
10.   Tepung Bekicot
Bahan: daging bekicot mentah dan daging bekicot rebus.
Cara pembuatan: Daging bekicot dikeringkan lalu digiling. Untuk campuran makanan sebesar 5-15%.
Kandungan gizi: Protein=54,29%, Lemak=4,18%, Karbohidrat=30,45%, Abu=4,07%, Kapur=8,3%, Fosfor=20,3%, Air=7,01.
11.   Tepung Cacing Tanah
Dapat menggantikan tepung ikan, dapat diternak secara masal. Jumlah penggunaan dalam ramuan 10-25%. Cara pembuatan: Cacing dikeringkan lalu digiling. Kandungan proteinnya 72% dan mudah diserap dinding usus.
12.   Tepung Artemia
Dapat menggantikan tepung ikan/kepala udang.
Kandungan protein (asam amino essensial) untuk burayak 42% dan dewasa 60%, sedangkan asam lemak tak jenuh untuk burayak 20% dan dewasa 10%. Daya cernanya tinggi.
13.   Telur Ayam dan Itik
Bahan: telur mentah atau telur rbus. Penggunaan: Telur mentah langsung dikopyok dan dicampur dengan bahan lain. Telur rebus, diambil kuningnya, dihaluskan dan dilarutkan sampai membentuk emulsi atau suspensi. Kandungan gizinya: Protein=12,8%, Lemak=11,5%, Karbohidrat=0,7%, Air=74%.
14.   Susu
Bahan: tepung susu tak berlemak (skim). Kandungan gizi: Protein=35,6% Lemak=1,0% Karbohidrat=52,0%, Air=3,5%
B.      Bahan Nabati
1.       Dedak
Bahan dedak padi ada 2, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras, dengan kandungan gizi: Protein=11,35%, Lemak=12,15%, Karbohidrat=28,62%, Abu=10,5%, Serat kasar=24,46%, Air=10,15%, Nilai ubah= 8.
2.       Dedak Gandum
Bahan: hasil samping perusahaan tepung terigu. Tepung yang paling baik untuk pakan ikan adalah “wheat pollard” dengan kandungan gizi: Protein=11,99%, Lemak=1,48%, Karbohidrat=64,75%, Abu=0,64%, Serat kasar=3,75%, Air=17,35%, Nilai ubah=2-3.
3.       Jagung
Terdapat 2 jenis, yaitu: (1) Jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya lekatnya rendah; (2) Jagung putih, mengandung protein dan enrgi rendah, daya lekatnya tinggi. Sukar dicerna ikan, sehingga jarang digunakan.
4.       Cantel/Sorgum
Berwarna merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Mempunyai zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin/penyosohan yang lebih baik. Kandungan gizi: Protein=13,0%, Lemak=2,05%, Karbohidrat=47,85%, Abu=12,6%, Serat kasar= 13,5%, Air=10,64%, Nilai ubah2-5.
5.       Tepung Terigu
Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat dengan kandungan gizi: Protein=8,9%; Lemak=1,3%; Karbohidrat=77,3%; Abu=0,06%; Air=13,25%.
6.       Tepung Kedele
Keuntungan: mengandung lisin asam amino essensial yang paling essensial dan aroma makanan lebih sedap, penggunaannya ± 10%. Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak. Kandungan gizi: Protein: 39,6%, Lemak=14,3%, Karbohidrat=29,5%, Abu=5,4%, Serat=2,8%, Air=8,4%, Nilai ubah=3-5.
7.       Tepung Ampas Tahu
Kandungan gizinya: Protein=23,55%, Lemak=5,54%, Karbohidrat=26,92%, Abu=17,03%, Serat kasar=16,53%, Air=10,43%.
8.       Tepung Bungkil Kacang Tanah
Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang. Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah dengan membatasi penggunaannya. Kandungan gizi: Protein=47,9%, Lemak=10,9%, Karbohidrat =25,0%, Abu=4,8%, Serat kasar=3,6%, Air=7,8%, Nilai ubah=2,7-4.
9.       Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%. Kandungan gizi: Protein=17,09%, Lemak=9,44%, Karbohidrat=23,77%, Abu=5,92%, Serat kasar=30,4%, Air=13,35%.
10.   Biji Kapuk/Randu
Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius. Penggunaannya < 5%. Kandungan gizinya: Protein=27,4%, Lemak=5,6%, Karbohidrat=18,6%, Abu=7,3%, Serat kasa=25,3%, Air=6,1 %.
11.   Biji Kapas
Bahan: bungkil dari pembuatan minyak. Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan/pembengkakan jaringan tubuh. Untuk penggunaannya harus dimasak dulu. Kandungan gizi: Protein=19,4%, Lemak=19,5%, Asam lemak linoleat=47,8%, Asam lemak palmitat=23,4%, Asam lemak oleat=22,9%.
12.   Tepung Daun Turi
Kelemahannya: mengandung senyawa beracun : asam biru (HCN), lusein, dan alkoloid-alkoloid lainnya. Kandungan gizinya: Protein=27,54%, Lemak=4,73%, Karbohidrat=21,30%, Abu=20,45%, Serat kasar=14,01%, Air=11,97 %.
13.   Tepung Daun Lamtoro
Kelemahannya: mengandung mimosin, dalam pemakaiannya < 5% saja. Kandungan gizinya: Protein=36,82%, Lemak=5,4%, Karbohidrat=16,08%, Abu=1,31%, Serat kasar=18,14%, Air=8,8%.
14.   Tepung Daun Ketela Pohon
Kelemahannya: racun HCN/asam biru. Kandungan gizi: Protein=34,21%, Lemak=4,6%, Karbohidrat=14,69%, Air=0,12.
15.   Isi Perut Besar Hewan Memamah biak
Bahan: dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatan: dikeringkan, digiling sampai menjadi tepung. Kandungan gizinya: Protein=8,39%, Lemak=5,54%, Karbohidrat=33,51%, Abu=17,32%, Serat kasar=20,34%, Air=14,9%, Nilai ubah=2.
C.      Bahan Tambahan
1.       Vitamin dan Mineral
Cara memperoleh: dari toko penjual makanan ayam (poultry shop) yang sudah dikemas dalam bentuk premiks (premix).
Premix tersebut mengandung vitamin, mineral, dan asam-asam amino tertentu.
Contoh-contoh merek dagang:
§  Top mix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), 2 asam amino essensial (metionin dan lisin) dan 6 mineral (Mn, Fe, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan (BHT)
§  Rhodiamix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), asam amino essensia metionin, dan 8 mineral (Mg, Fe, Mo, Ca, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan.
§  Mineral B12: mengandung tepung tulang, CaCO3, FeSO4, MnSO4, KI, CuSO4, dan ZnCO3, serta vitamin B12 (sianokobalamin).
§  Merek lain: Aquamix, Rajamix U, Pfizer Premix A, Pfizer Premix B.
Penggunaannya : Untuk ikan 1-2% dan untuk udang 10-15%.
2.       Garam Dapur (NaCl)
Fungsi: sebagai bahan pelezat (gurih), mencegah terjadinya proses pencucian zat-zat lain yang terdapat dalam ramuan makanan ikan. Penggunaannya cukup 2%.
3.       Bahan Perekat
Contoh bahan perekat: agar-agar, gelatin, tepung terigu, tepung sagu, dll. Yang paling baik adalah tepung kanji dan tapioka. Penggunaannya cukup 10%.
4.       Antioksidan
Bahan: fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikulin (1,2dihydro-6-etoksi-2,2,4 trimethyquinoline), BHT (butylated hydroxytoluena), dan BHA (butylated hydroxyanisole).
Penggunaannya: etoksikulin 150 ppm, BHT dan BHA 200 ppm.
5.       Ragi dan Ampas Bir
Ragi adalah sejenis cendawan yang dapat merubah karbohidrat menjadi alkohol dan CO2.
Macam ragi: ragi tape, ragi roti, dan bir.
Kandungan gizi: Protein=59,2%, Lemak=0, Karbohidrat=38,93%, Abu=4,95%, Serat kasar=0, Air=6,12%.
Ampas bir merupakan limbah pengolahan bir.
Kandungan gizinya: Protein=25,9%, Serat kasar=15%
Penggunaannya: ampas bir basah 3-6% dan kering 10%.

Referensi:
Budidaya Perikanan – Pakan Ikan.Teknologi Tepat Gunawarintek – Menteri Negara Riset dan Teknologi . http://www.iptek.net.id/ind/warintek/3d1c1.html

sumber: http://jiwocore.wordpress.com/2009/02/19/pedoman-teknis-pembuatan-pakan-ikan/.

Jumat, 21 September 2012

MEMBUDIDAYAKAN PAKAN ALAMI ROTIFERA

Modul ini di tujukan untuk mempelajari bagaimana membudidayakan pakan alami rotifera didalam memenuhi kebutuhan gizi budidaya ikan, terutama untuk ukuran larva. klik di sini!

MEMBUDIDAYAKAN PAKAN ALAMI TUBIFEX

Modul ini merupakan sarana pembelajaran untuk membudidayakan pakan alami cacing tubifek  guna memenuhi kebutuhan gizi bagi larva ikan. klik di sini!

Bioteknologi Dalam Akuakultur


Bioteknologi dalam Akuakultur

Bioteknologi dalam dua dekade terakhir telah berperan besar dalam sebagian besar disiplin ilmu contohnya ilmu kedokteran, farmasi dan pertanian. Dengan perkembangan teknologi di setiap bidang (termasuk akuakultur), peluang penelitian dengan menggunakan teknik-teknik terbaru pun muncul dan hal ini membangkitkan pula industri  bioteknologi dewasa ini.
Beberapa “platform” bioteknologi yang telah diaplikasikan pada bidang akuakultur akan dijelaskan dibawah ini.
A. Teknologi ekspresi protein
Produksi protein rekombinan sedang hangat dalam bidang bioteknologi. Ada berbagai metoda yang dapat dipilih sebagai sistem ekspresi antara lain pendekatan bakterial, yeast (ragi),  sel insekta maupun transgenik. Banyak produk sebagai contoh hormon, gonadotropin dan enzym telah digunakan dalam akuakultur. Ekspresi antigen untuk pengembangan vaksin mewakili pula kegiatan dalam bidang ini.
B. Mikrosatelit, RFLP, Analisis QTL
Teknologi “sidik jari” DNA dan pemetaan DNA semakin mempermudah perkembangan ilmu dalam akuakultur.  Teknologi tersebut digunakan untuk identifikasi stok, seleksi dalam kegiatan breeding, dan mengidentifikasi gen yang penting dalam akuakultur seperti pertumbuhan dan resistensi terhadap penyakit. Pemetaan dan karakterisasi gen semakin dipermudah dengan adanya teknologi QTL (Quantitative Trait Loci).
C. Vaksin DNA
Kegiatan ini melibatkan pengunaan DNA untuk mengekspresikan antigen dalam inang sebagai bagian dari proses vaksinasi. Teknologi ini telah diterapkan dalam skala penelitian pada rainbow trout dan hasilnya sangat bagus. Ketika di uji tantang dengan virus IHNV, hampir 100% ikan dengan  perlakuan teknologi ini selamat dan perlakuan kontrol 85-90% mengalami kematian.
D. Chip DNA

Teknologi baru ini mampu menganalisa ekspresi ribuan gen dalam satu microchip.  Teknologi ini berkembang pesat dan telah diaplikasikan untuk ekspresi gen, pemetaan, penemuan gen, diagnosa genetik. Dalam akuakultur sudah ada beberapa grup riset yang menggunakan teknologi ini untuk meneliti ekspresi gen pada ikan.
E. Proteomics
Proteomics adalah bidang baru dalam biology  modern. Proteomic adalah ilmu yang mempelajari sifat protein (tingkat ekspresi,  interaksi, modifikasi setelah translasi dan lainnya) dalam skala besar untuk memperoleh pandangan jelas dan terintegrasi sebagai contoh untuk mengetahui proses yang menyebabkan penyakit, meneliti proses-proses dalam sel, networking pada skala protein. Teknologi ini adalah kombinasi dari elektroforesis “2D” polyacrilamide gel dengan spektrometer. Ditunjang oleh teknologi komputer untuk mengolah data dan bioinformatika, teknologi ini menjadi metoda yang cepat dan sensitif untuk mengetahui karakterisasi protein. Kesimpulannya teknologi ini bisa mengidentifikasi protein yang dapat berperan untuk penemuan obat, theurapeutics dan lainnya.
F. Teknologi Transgenik
Teknologi transgenik telah digunakan sejak 1980 dan sekarang berkembang memproduksi makhluk hidup dengan fenotip yang diinginkan. Teknologi ini pun berguna di bidang kedokteran sebagai bioreaktor untuk membuat protein therapeutic. Saat ini teknologi memungkinkan untuk mengintroduksi gen yang diinginkan pada binatang maupun tumbuhan. Dalam bidang akuakultur teknologi ini berguna untuk meningkatkan laju pertumbuhan ikan; mengatur kematangan gonad, diferensiasi sex dan sterilitas; meningkatkan resistensi terhadap pathogen; mengadaptasi ikan terhadap lingkungan baru (freeze resistance!); merubah karakteristik biokimia dari daging ikan sehingga menciptakan rasa daging yang diinginkan; mengubah jalur metabolisme sehingga terjadi efisiensi pakan.
Sumber:
The role of aquatic biotechnology in aquaculture. Choy L. Hew dan Garth L. Fletcher. Aquaculture 197 (Issues 1 – 4).
 sumber 2 : http://akuakultur.wordpress.com/2006/12/12/bioteknologi-dalam-akuakultur/

Teknologi Penaganan Rumput Laut





A.PENANGANAN RUMPUT LAUT


http://rumputlautjeneponto-garassikang.com/berita-145-eksistensi-rumput-laut-indonesia.html

disusun oleh: Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan





Penanganan merupakan kegiatan pra panen untuk mendapatkan mutu
bahan baku yang baik sesuai standar. Oleh karenanya untuk mendapatkan
hasil yang maksimal, maka kegiatan pra panen akan dapat
memaksimalkan mutu rumput laut baik dari mutu bahan baku maupun nilai
jualnya.
1. Pemanenan
Rumput laut yang sudah siap panen yang dibudidayakan dengan
metode rumpon (tali), dipanen dengan cara menarik rumpon ke pinggir
pantai. Rumput laut dilepas dari ikatannya, dipetik pucuknya untuk
ditanam kembali, diikat lagi pada rumpon sebagai tanaman baru. Umur
panen yang optimum adalah 40-45 hari, hal ini sangat disarankan
karena pada umur tanaman tersebut kandungan karagenannya sangat
optimum.

2. Pencucian dan Perendaman
Pemanenan sebaiknya dilakukan mulai siang hari. Hasil panen
dicuci air laut untuk menghilangkan kotoran yang melekat seperti
lumpur, garam, dan lain lain, sehingga rumput laut menjadi bersih.
Selanjutnya rumput laut langsung direndam larutan alkali KOH 0,1%
sampai terendam dan dibiarkan kontak dengan alkali semalaman.
Tujuan perendaman dengan menggunakan larutan alkali adalah untuk
mendapatkan karagenan yang maksimal. Tahapan selanjutnya pagi
harinya rumput laut diangkat dan dicuci dengan air tawar sampai
bersih dan netral.

3. Pengeringan dan Sortasi
Rumput laut yang sudah netral dikeringkan dengan penjemuran,
dapat dilakukan disekitar pantai sampai mencapai kekeringan tertentu
(optimum) biasanya 20-30%. Alas pengering yang sederhanan adalah
dengan bahan plastik, agar cepat kering dan lebih bersih, dapat pula
dengan pengeringan solar yang dipadu kompor.dan untuk menjaga
mutu pengeringan harus dikeringkan diatas para para.

B. Pengemasan dan Penyimpanan
Setelah rumput laut kering dilakukan pengemasan dengan
karung net atau plastik. Untuk lebih efisien tempat rumput laut kering
dapat dipress (cetak) menjadi bentuk kotak-kotak padat per Kg atau 5
kg sehingga pengemasan selanjutnya menjadi lebih efisien dalam
kotak-kotak kayu.dan dijaga agar sirkulasi udara baik. Hal ini
disebabkan apabila sirkulasi udara dalam ruangan dan kemasan tidak
baik, maka akan terjadi proses fermentasi , rumput laut menjadi apek
dan timbul kapang/jamur. Yang akibatnya akan menurunkan mutu
rumput laut.
sumber: http://www.pusluh.kkp.go.id/index.php/arsip/c/81/Pengolahan-Rumput-Laut/?category_id=7 

Rabu, 19 September 2012

Makalah Pemijahan Ikan Lele Secara Buatan Dengan ekstrak Kelenjar Hipofisa

Makalah ini tentang pemijahan ikan lele secara Buatan, pada saat Lks keprovinsian Bangka Belitung, 1-4 desember 2010. klik di sini!

Selasa, 18 September 2012

MENETASKAN CYST ARTEMIA

untuk download file, klik di sini

posting judul

Selamat Datang di blog Saya. pembuataan blog ini merupakan tugas dari mata kuliah Aplikasi Komputer Dan Pengolahan Data, Jurusan Perikanan Dan Kelautan, Universitas Jendral Soedirman.